Dumb Conversation
Dengan langkah kakinya yang terburu-buru, Agam segera masuk ke dalam apartmentnya. Dan benar saja, ketika ia masuk matanya langsung menangkap Ocean yang tengah duduk dengan matanya yang tengah fokus pada layar laptop di hadapannya.
Ocean menoleh pada Agam yang sudah berdiri sambil menggantungkan jaketnya.
“Udah lama?” Tanya Agam pada perempuan itu.
Ocean menggeleng. “Sekitar dua puluh menit lalu,” jawabnya.
Agam langsung saja menghampiri Ocean dan duduk di sampingnya. “Kok tiba-tiba kesini gak bilang dulu?”
Ocean tersenyum. “Gak boleh?”
“Boleh, cuma aku kaget,” jawab Agam membuat Ocean terkekeh.
Ocean menatap Agam, terlihat kantung matanya yang menghitam lantas jemarinya bergerak mengusap dan membenarkan beberapa helai rambut lelaki itu yang acak.
“Capek? Mandi gih,” perintah Ocean pada Agam.
Lelaki itu menggeleng pelan, kemudian tiba-tiba saja ia merubah posisinya menjadi berbaring dengan kepalanya yang bertumpu pada paha Ocean.
Ocean terkekeh, ia kemudian kembali mengusap lelaki itu.
“Sayang aku,” ucap Ocean sambil mengusap-usap sayang.
Agam memejamkan matanya merasakan usapan lembut itu, dibarengi dengan lengkungan yang merekah di wajahnya.
“Aku kira kamu masih kumpul Agnes,” ucap Agam memecah keheningan.
Ocean menggeleng. “Tadi cuma sebentar, terus aku kepikiran aja mau kesini ketemu kamu,” jawabnya.
“Kangen soalnya sama Pak Dokter,” lanjut Ocean membuat Agam tersenyum.
Jemari Agam bergerak meraih tangan Ocean lalu mengecupnya. “Nih udah aku cium biar kangennya kebayar,” jawab Agam.
Ocean tertawa. “Nih aku juga cium biar kangen kamu kebayar,” jawab Ocean sembari mengecup kening Agam.
“Emang aku bilang kangen gitu? Kok pede banget,” jawab Agam.
“Ih!”
“Awas ah!” Ocean memajukan bibirnya kesal membyat Agam tertawa.
“Becanda sayang.”
“Ayo usapin lagi,” pinta Agam membuat Ocean berdecih namun tangannya tetap menurut untuk terus mengusap Agam.
“Hari ini ada cerita apa?” Ocean bertanya.
“Hmm banyak,” jawab Agam.
“Apa?”
Lelaki itu tersenyum lantas ia menceritakan semuanya. Tentang semua yang ia lakukan di rumah sakit hari ini.
Ocean selalu suka jika Agam banyak berbicara seperti ini. Apalagi ketika ia menceritakan semua hal padanya tanpa harus diminta.
Lengkungan itu tak lepas dari wajah Ocean ketika mendengarkan setiap hal yang keluar dari mulut lelaki itu. Bahkan sesekali ia dibuat tertawa.
Tiba-tiba saja Ocean mengecup kembali kening Agam membuat lelaki itu terkejut.
“Kaget.”
“Hadiah biar capeknya hilang,” jawab Ocean membuat Agam terkekeh.
“Oce …,” panggil Agam.
“Apa?”
Agam menatap Ocean dari bawah lantas tersenyum.
“I love you”
Ocean tertawa. “Tiba-tiba banget?”
Agam kemudian membenarkan posisinya menjadi duduk dan berhadapan dengan Ocean. Jemarinya bergerak membenarkan rambut Ocean yang menghalangi matanya.
“Cantik banget kamu,” ucap Agam membuat Ocean tersipu.
“Cie salting,” lanjut Agam membuat Ocean memukulnya pelan.
Agam terkekeh, kemudian ia merentangkan tangannya.
“Mau isi baterai dulu sekarang boleh, gak?” Tanya Agam.
Ocean terkekeh kemudian ia mengangguk, lalu sedetik kemudian ia masuk ke dalam dekapan lelaki itu.
Agam memeluk Ocean dan menyesap aroma tubuhnya.
Candu, aroma tubuh perempuan ini selalu jadi candu bagi Agam.
Agam mengeratkan pelukannya. Begitu juga Ocean.
“Kamu tau nggak?”
Ocean menggeleng.
“Aku belum mandi,” lanjut Agam membuat Ocean berusaha melepas dekapan Agam namun lelaki itu menahannya.
“IH BAU!”
Agam tertawa. “Rasain!”
Mereka lantas tertawa bersama. Dan setelah itu melakukan hal-hal sederhana dibarengi dengan percakapan singkat yang terkadang tidak begitu penting.
Mereka membicarakan banyak hal, sampai-sampai mereka lupa bahwa waktu sudah berlalu.
“I love you Oce”