Cantik
Perempuan yang akrab disapa Serena itu mengerutkan keningnya kala ia membaca pesan terakhir dari laki-laki bernama Pradipa itu.
“Apasih?” Gumamnya, sebelum akhirnya ia memasukkan kembali ponselnya pada tas kecil dihadapannya.
Serena menghela napas sesaat setelah ia menatap kembali layar laptop di hadapannya.
ini benar-benar memuakkan
Serena menyeruput ice cappucino kesukaannya.
“Boleh saya duduk disini?” Ucap seseorang membuat Serena menoleh.
Serena terkejut saat melihat lelaki dengan senyumnya itu tengah berdiri di hadapannya. “Pradipa?” Ucap Serena yang dibalas anggukan olehnya.
“Gimana? Saya boleh duduk?”
Dengan cepat Serena membereskan mejanya yang sedikit berantakkan, lalu kemudian mempersilahkan Pradipa agar duduk dihadapannya.
Pradipa terkekeh pelan, “gapapa, saya cuma numpang duduk sebentar kok,” ucap Pradipa.
“Bukannya tadi kamu bilang ngelewat aja?”
Pradipa mengangguk, “iya,” ucapnya.
“Terus kok balik lagi?” Tanya Serena.
“Gak tau sih,” ucap lelaki itu yang dibalas tatapan heran oleh Serena.
“Saya nemenin kamu aja disini, boleh?” Tanya Pradipa membuat Serena kebingungan.
Pradipa terkekeh saat melihat wajah kebingungan dari perempuan di hadapannya.
“Becanda, saya kebetulan lagi nunggu temen di sekitar sini,” ucap Pradipa dengan senyum yang membuat lengkung matanya hampir tertutup.
“Boleh ya saya nunggunya disini, hehe.”
Serena mengangguk, “iya boleh,” ucap Serena tersenyum canggung.
Pradipa, lelaki itu sesekali memperhatikan wajah serius Serena yang tengah fokus pada layar di depannya. Kemudian ia diam-diam tersenyum.
“Anulika ...” ucap Pradipa, membuat perempuan itu bergumam, “hmm?”
Pradipa terkekeh, “gapapa, semangat!” Ucap Pradipa sambil menggerakkan membuat gesture menyemangati.
Serena lalu terkekeh pelan.
“cantik” batin Pradipa.