Bumi&Biru
Sore itu, Senjani dan Biru pergi ke tempat dimana Bumi beristirahat.
Dengan perasaan bahagianya, Senjani duduk di samping makan itu.
“Hai Bumi...” ucap Senjani, lalu perempuan itu mengusap pelan batu nisan bertuliskan nama lelaki kesayangannya.
“Kangen Senja, gak?” Tanya Senjani, meskipun ia tahu tidak akan ada jawaban.
“Bumi, maaf ya Senja baru makin kesini, maaf Senja baru pulang.”
Perempuan itu lalu menyimpan bucket bunga disana.
“Liat deh, aku bawa bunga matahari, suka enggak?”
Senjani terkekeh, lalu tak lama ia terdiam.
“Bumi, Senja kangen banget sama Bumi” ucap Senja sambil bersusah payah menahan tangisnya.
Di sampingnya, Biru mengulurkan tangannya lalu mengusap pelan pundak Senjani, guna menenangkannya.
Senjani menoleh pada Biru.
“Oh iya...”
“Bumi, coba tebak aku bawa siapa? Kamu pasti kaget, ya?” Senjani terkekeh.
Biru tersenyum “Hai Bumi, gue Biru, kata Senja, kita mirip kayak kembar” ucap Biru.
Senjani lagi-lagi terkekeh “Iya! Kalian mirip banget haha”
“Bumi...” tiba-tiba saja Biru berucap.
“Makasih ya udah dateng ke mimpi gue dan nyuruh gue buat jagain perempuan itu, sekarang gue tahu, kalau Senjani sangat-sangat berharga...” Biru tersenyum.
“Gue janji, gue bakal jaga dia seperti yang lo lakuin, mungkin? Tapi beneran deh, gue bakal jadi pelindung buat dia mulai sekarang”
Senjani menoleh lalu tersenyum pada Biru.
“Biru...”
“Terima kasih”