๐๐บ๐ฝ๐ฎ๐ ๐ฃ๐๐น๐๐ต ๐๐ถ๐บ๐ฎ; ๐ง๐ฒ๐ฟ๐ถ๐บ๐ฎ ๐๐ฎ๐๐ถ๐ต ๐๐๐บ๐ถ
Sore itu, merupakan hari pemakaman Bumi. Semua orang datang kesana, kecuali Clarissa.
Setelah Bumi menghembuskan napas terakhirnya, Clarissa bahkan tidak berhenti menangis, kadang kalah ia berusaha untuk mengakhiri dirinya sendiri.
Ah bicara soal pemakaman, hari ini. Johnny, Azri, Senjani, Janu, dan juga teman-teman Bumi, mereka semua ada disana, mengantarkan Bumi untuk berisirahat dengan tenang di rumah barunya.
Johnny, lelaki yang berperan sebagai ayah dari Bumi, kini ia mengusap pelan batu nisan bertuliskan nama putranya.
Ia menghela napas, sudah cukup ia menangis. Bumi bilang, Johnny tidak boleh menangis. Bumi bilang, Johnny harus bahagia.
Johnny mengusap dan mencium batu nisan itu โhei jagoan, udah gak sakit lagi, ya? Disana udah tenang, ya?โ
Pertahanan Johnny akhirnya runtuh, ia tidak sekuat itu. Ia terisak โmaafin papa, maaf, maaf papa belum bisa ngasih kebahagiaan buat kamu, maaf...โ johnny terisak.
Azri berjongkok lalu mengusap pelan pundak Johnny. Ia lalu beralih menatap setumpuk tahan dihadapannya.
โBro, udah gak sakit lagi, ya?โ Azri terkekeh, lalu tak lama ia terisak.
โMaaf, maaf, maafin kakak. Harusnya dari dulu kakak ada di samping kamu...โ azri terisak.
Johnny lalu merangkul Azri, ia memeluknya, lalu mereka berdua menangis.
Di sisi lain, Senjani juga terisak pelan. Ia mengusap pelan batu bertuliskan nama lelaki kesayangannya.
โBumi...โ
Senjani terisak.
โKamu hebat...โ
โMakasih ya udah bertahan sejauh ini. Mulai sekarang kamu gak bakal lagi ngerasa sakit, kamu udah sembuh...โ
Pertahanan Senjani semakin runtuh, ia menangis.
โBumi, terima kasih untuk segala kebahagiaan yang kamu pancarkan, kamu hebat Bumi...โ
โAku sayang kamu, semuanya sayang kamu...โ
โBumi, terima kasih kasih sudah kuat dan menjadi seseorang paling berharga di dunia ini. Istirahat dengan tenang ya sayang. Aku sayang sayang kamu...โ
โBumi Putra Langit, terima kasih.โ