Bahagia selalu
Ralita segera bergegas ke kamarnya ketika sampai di rumah. Ia kemudian terisak.
Tidak, bukan ini yang Ralita mau.
Rasanya terlalu sesak, sampai-sampai untuk bernapas pun rasanya terlalu sulit.
Netra Ralita menatap jaket hitam milik Haikal, yang sebelumnya diberikan oleh Indra.
Awalnya ia tidak berniat membuka saku jaket itu, tapi mengingat perkataan Indra tadi jemarinya bergerak merogoh saku itu.
Ralita tercekat, kala mendapati kotak berwarna merah mudah disana, beserta satu kertas kecil yang terlihat kusut.
Perlahan Ralita membuka kotak itu.
Sakit.
Rasanya sakit.
Haikal memberinya sebuah kalung liontin dengan foto mereka berdua di dalamnya.
Ralita terisak pelan.
“Kenapa sih, Kal ....” lirih Ralita.
“Jahat banget.” Ralita terisak.
Ralita semakin merasakan sesak luar biasa kala ia membaca kertas yang berada di dalam kotak itu. Isi kertas itu bertuliskan
Selamat tanggal 24 yang kedua, ya cantik. Hehe
Udah 2 tahun kita, makasih banyak, ya? Semoga dihari-hari berikutnya, kita ini selalu ada buat satu sama lain
Maaf, ya? Cuma bisa ngasih kalung ini.
Gue sayang banget sama lo, Ta. Sayang banget.
Sekali lagi, selamat hari jadi, bahagia selalu buat kita berdua. Makasih banyak
Ralita kembali terisak sambil meremat kertas itu.
“Bodoh, Haikal bodoh”