๐๐บ๐ฝ๐ฎ๐ ๐ฃ๐๐น๐๐ต ๐ง๐ถ๐ด๐ฎ; ๐ฆ๐ฒ๐ด๐ฎ๐น๐ฎ๐ป๐๐ฎ
Senjani dan Bumi tertawa, mereka berdua kini tengah berada di taman rumah sakit yang memang memiliki pemandangan yang cukup bagus.
โSenjani, duduk disana, yuโ pinta Bumi.
Senjani lalu mendorong pelan kursi roda itu. Dengan pelan, ia menuntun Bumi agar bisa duduk di kursi taman itu.
Bumi menghela napas sesaat setelah ia duduk disana.
Senjani terkekeh, lalu memperhatikan dengan lekat wajah Bumi yang terlihat kurus.
Rambutnya, alisnya, bahkan wajah yang sebelumnya selalu terlihat ceria dan bersinar, kini terlihat sangat pucat.
Tangan Senjani terulur lalu mengusap pelan wajah Bumi.
โBumi...โ
Bumi menoleh โhmm?โ
โCapek, ya?โ Tanya Senjani.
Bumi hanya tersenyum, lalu mengangguk. โCapek, capek banget Jaโ
Senjani menepuk pelan pundaknya โsini, senderan disini.โ Ucap Senjani.
Bumi lalu bersandar di pundak Senjani.
โBumi, tau gak? Aku udah list semua keinginan yang bakal kita lakuin nanti kalo kamu udah sembuhโ
โHmm, terusโ ucap Bumi.
โTerus nanti, Bumi ikut ke Paris, ya? Aku udah izin sama papa kamu heheโ
โBumi, aku pengen punya rumah deket pantai ih sama kamu, nanti biar kita gak jauh kalo lagi mau kesanaโ
Bumi hanya terkekeh pelan.
โBumi..โ
โHmmโ
โSembuh, ya?โ
โSenjani...โ ucap Bumi dengan intonasi suara yang lemas.
โApa?โ
โAku sayang kamu, sayang banget...โ
โJa, jangan terlalu peduli sama orang lain, ya? Kamu juga harus mikirin kebahagiaan kamu...โ
โBumi...โ
โSenjani, jangan sakit, aku gak suka liatnyaโ
โBumi...โ
โJani, aku capek banget, pengen tidur, ya?โ Bumi lalu memejamkan matanya.
โBumi...โ
โHmm?โ
โJangan ninggalin aku, ya? Aku sayang banget sama kamu tau gak? Jadi kamu harus sembuh, pasti sembuh...โ
Entahlah, perasaan Senjani begitu buruk saat ini.
Ia takut, semua pikiran yang selalu menghantuinya terjadi. Ia takut, sangat takut.
Dengan pelan, Senjani menoleh pada Bumi yang kini memejamkan matanya dengan sangat tenang.
โBumi...โ
Senjani terisak, dunianya hancur, semestanya hancur, kala melihat Bumi terkulai di pundaknya.
โBumi...โ Senjani terisak.
โB-bangun...โ lirih Senjani
โBumi...โ
โJangan ninggalin akuโ
Lagi-lagi Senjani terisak. Ia bahkan tidak bisa mendengar respon apapun dari Bumi.
โBumi...โ Senjani menghela napas, berusaha keras menahan sesak yang membuncah di dadanya.
โBumi, capek, ya? Bobonya nyenyak, ya?โ
โBumi, aku sayang kamu, kita semua disini sayang kamu Bumi. Kamu segalanya, kamu hebat, kamu lelaki paling hebat. Aku sayang kamu sayang banget. Bumi...โ Senjani terisak.
โSelamat beristirahatโ
Perempuan itu lalu menangis sejadi-jadinya. Hancur, semestanya hancur, dunianya runtuh.
Lelakinya pergi, pergi ke tempat yang sangat jauh. Bahkan, tidak akan pernah bisa kembali.
Sekarang Bumi sudah tertidur, ia tidak akan merasakan sakit apapun lagi. Semesta bahkan terlalu menyayangi Bumi, sampai-sampai di detik terakhir hidupnya, ia memiliki perempuan hebat yang selalu bersamanya sampai akhir.
Bumi, terima kasih sudah bertahan sejauh ini. Sekarang, kamu baik-baik saja.
Bumi Putra Langit.
Selamat beristirahat.