Anak Jadi Korban

Aciel benar-benar pulang ketika selesai mengobrol panjang lebar bersama sahabatnya itu.

Sepanjang perjalanan Aciel mengumpat pada dirinya sendiri lantaran ia merasa bersalah pada Ocean.

Anak itu melajukan motornya kencang, ingin cepat-cepat pulang dan memeluk Ocean seerat mungkin.

Perlu waktu sekitar 20 menit untuk Aciel sampai di rumah. Buru-buru ia memarkirkan motornya di garasi dan segera turun.

Dengan langkah kakinya yang cepat Aciel melangkan menuju pintu utama. Namun belum sempat ia membuka pintu, terdengar suara teriakan.

“PERGI!”

Aciel buru-buru membuka pintu itu dan tak lama ia pun terpaku.

“DEMI APAPUN AKU GAK SUDI KAMU KE SINI, PERGI!” Teriak Ocean sambil mendorong seorang laki-laki.

“AYAH!” Teriak Aciel tiba-tiba ketika menyadari siapa yang tengah Ocean usir itu.

Semuanya menoleh pada Aciel. Anak itu berlari dan segera membantu Agam berdiri.

“JANGAN DORONG AYAH!” Aciel berteriak pada Ocean membuat Ocean terhentak.

“CIEL!” Tiba-tiba Jauzan dari belakang Ocean menatap Aciel penuh amarah.

Napas Aciel tak karuan, matanya memerah, tangannya mengepal.

Agam yang kini sudah berdiri menatap Aciel. Ia sadar jika sekarang Aciel tengah melindunginya.

“Kenapa Ibu dorong Ayah?” Tanya Aciel.

“KENAPA?!” Teriak Aciel dengan napasnya yang memburu.

Ocean menangis. “Orang ini, orang ini yang udah ngancurin hidup Ibu,” Ocean menangis sedangkan yang ditunjuk hanya menunduk.

“Saya sudah minta maaf, tapi kamu gak pernah mau memaafkan saya.”

“Saya datang ke sini baik-baik tapi kamu malah usir saya kayak gini,” ucap Agam.

“Salah kalau saya mau bertemu Ciel?”

Mendengar hal itu, emosi Aciel makin meluap.

“Emang bener kata aku. Ibu egois, selalu egois.”

“Ibu pikir yang menderita cuma Ibu? AKU JUGA IBU!”

“DARI LAMA AKU NAHAN PERASAAN AKU CUMA KARENA GAK MAU LIAT IBU NANGIS!”

Amarah Aciel memuncak.

“AKU CUMA MAU KETEMU AYAH! SALAH?!”

Dari belakang Agam mencoba menenangkan Aciel.

“Sudah nak, sudah …”

“Ini semua salah Ayah,” ucap Agam.

Ocean menatap Agam lalu ia terkekeh. “Halus sekali omongan kamu, Gam buat narik simpati Ciel. GAK USAH MERASA PALINH TERSAKITI SEDANGKAN DI SINI KAMU YANG BIKIN SEMUNYA HANCUR!”

“CITA-CITA AKU, HIDUP AKU, SEMUANYA KAMU RENGGUT! TAPI SETELAH ITU KAMU BUANG, BUNUH SEKALIAN!” Teriak Ocean dengan isakannya yang sangat kencang.

Mendengar itu Jauzan langsung memeluk Ocean.

“CUKUP!” Teriak Ciel.

“Gak ngerti aku sama Ibu. Selalu bicara sakit, sakit dan SAKIT! Sedangkan aku di sini gak tau apapun. Aku dipaksa buat terus keliatan baik-baik aja padahal nggak.”

“MUAK!”

“Ibu yang bikin semuanya hancur!” ucap Aciel lagi sebelum akhirnya ia memilih pergi dari sana meninggalkan Agam, Ocean dan Jauzan.

Agam menghela napasnya.

“Udah puas bikin Ciel kehilangan rasa kasih sayang? Makasih Ce untuk keegeoisannya. Sekarang Aciel yang jadi korban!” ucap Agam kemudian ia langsung pergi dari sana.

Ocean masih menangis di pelukan Jauzan. Dan tanpa Ocean tahu, Jauzan bersumpah, ia akan membalas semua hal yang pernah Agam lakukan pada Ocean. Ia bersumpah akan melindungi Ocean, dan Ia bersumpah akan membuat semua orang yang menyakiti Ocean meminta maaf padanya.