Anak Cantik

Ralita tersenyum sambil memperhatikan anak perempuan yang tengah terduduk sambil fokus menonton siaran kartun di hadapannya.

Ralita tersenyum, kemudian jemarinya bergerak merapikan beberapa helaian rambut anak itu dengan telaten.

“Caca cantik banget,” ucap Ralita.

Anak itu menoleh pada Ralita kemudian tersenyum. “Kata yayah, Caca cantik soalnya yayah ganteng!” Ucapnya dengan nada suara yang lucu.

Ralita terkekeh, sebab anak ini sudah sangat fasih sekali berbicara.

“Caca laper enggak? Mau tante buatin makan?”

Caca menggeleng. “No, no, Caca mau susu,” ucap Caca yang lagi-lagi dibalas kekehan oleh Ralita.

“Caca mau susu? Sebentar ya tante ambil dulu. Tapi susu kotak gapapa?”

Caca mengangguk dengan matanya yang menyipit, lalu ia mengarahkan jempolnya pada Ralita. “Yes, yes!”

Ralita beranjak mengambil susu, dan mengambil beberapa potong buah apel dari dalam lemari pendingin. Kemudian ia kembali duduk di samping Caca.

“Mau dibantu?” Tanya Ralita lembut.

Caca menggeleng. “No! Caca bisa sendiri, Caca pinter,” ucap Caca sambil meminum susu kotak itu.

Ralita terkekeh sebeb Caca sangat menggemaskan, kemudian tanpa aba-aba Ralita mengecup pipi Caca.

“Anak cantik, nanti kalau sudah dewasa, kamu harus sayang sama ayah ya ....” gumam Ralita pelan.