Ada Aku

Alena tengah berada di sebuah taman pinggiran kota. Setelah Evan menjemputnya Alena tidak ingin pulang, hatinya kacau, pikirannya kalut, perempuan itu sejak tadi menahan tangisnya.

“Heii, kamu kenapa?” Ucap Evan lembut pada Alena

Alena diam sambil menunduk.

Dengan berani Evan mengusap kepala Alena dengan lembut “Alena, kamu kenapa hmm? Jangan dipendem sendirian ya?”

Tiba-tiba saja terdengar suara isakan “Ayah...” ucapnya lirih

Evan terus mengusap kepala Alena, sambil sesekali merapikan beberapa helai rambut yang menutupi wajahnya.

“Kenapa orang-orang jahat ke Ayah? Termasuk kakek” ucap Alena lirih

“Evan, ayah orang baik, tapi kenapa semuanya jahat” Alena terisak

“Kenapa hmm?”

“Tadi, kakek nyuruh aku sama ayah pergi ke rumahnya, aku pikir kakek cuma mau ketemu ayah sama aku, tapi ternyata bukan”

Alena menghela napas “Ayah, dia dipaksa nikahin anak temennya kakek Evan, kakek maksa aku biar ngijinin ayah nikah, tapi aku gamau” Alena terisak

“Kakek bilang kalau aku gak nurut posisi ayah di rumah sakit bakal tercoreng, kakek bilang kalo aku sama ayah gak nurut sama keinginan kakek, dia bakal bikin sesuatu biar ayah gak jadi dokter lagi. Kenapa kakek jahat? Padahal dia orang tua ayah...”

“Evan, aku gamau reputasi sama kerja keras ayah selama ini hancur cuma gara-gara Alena gak setuju sama kakek” Alena terisak

“Andai ada bunda disini...” Isakan Alena semakin keras.

Evan yang melihat itu merasa terisis di ulu hatinya, perempuannya menangis, perempuannya sedang rapuh.

Dengan berani Galen mendekatkan dirinya lalu memeluk hangat tubuh perempuan itu sambil mengusapnya pelan.

“Nangis sepuas kamu, abisin sekarang, ada aku disini, ada aku yang selalu support kamu, ada aku yang selalu ada buat kamu...”

“Aku disini Alena, kamu gak sendirian okey? Bunda kamu juga pasti lagi lindungin kalian walau dengan caranya. Alena, aku percaya Ayah kamu akan baik-baik aja, jangan nyalahin diri kamu sendiri ya? Aku yakin kakek kamu gak akan sejahat itu...”

“Tap—“

“Ssstttt, sekarang tenangin diri kamu, terus abis ini kita pulang ya? Jangan bikin ayah kamu khawatir...”

Alena memeluk tubuh evan dengan erat. Peluknya hangat, suranya lembutnya mampu membuat Alena tenang.

“Makasih...” ucap Alena