A letter to you
Haikal tengah terduduk di balkon kamarnya. Setelah seharian ia melaksanakan acara pernikahan, kini Haikal memilih duduk sambil menikmati udara malam.
Lelaki itu menyeruput teh yang sebelumnya Bina buatkan. Lalu di sampingnya ada beberapa surat ucapan selamat atas pernikahannya hari ini.
Hanya beberapa surat dari teman-temennya yang ia bawa saat ini.
Haikal terkekeh, membaca satu per satu isi surat itu.
“Sialan.” Umpatnya lalu terkekeh kala ia membaca surat dari Zidan.
Haikal membaca semuanya, hingga ada satu surat yang terlihat berbeda dari surat lainnya.
Fokus Haikal menelisik surat itu, ia kemudian tercekat kala membaca bagian depan surat itu.
Untuk Haikal, si keras kepala
Haikal tersenyum pelan.
“Itaaa ....” gumamnya, kemudian jemarinya bergerak membuka surat itu.
Halo Haikal
Haikal tersenyum.
Pertama-tama, selamat atas pernikahannya, ya? Aku ikut seneng :D
gimana? Udah bahagia, ya? Udah gak sedih lagi, ya?
hehe, haikal. Tolong dibaca baik-baik ya
Aku inget pas pertama kita ketemu di lorong perpustakaan sekolah, aku inget waktu itu kamu gak sengaja nabrak aku, terus kamu malah diem aja dan liatain aku, hahaha.
Aku juga masih inget saat dimana kamu tiba-tiba aja suka dateng ke kelas aku padahal sebelumnya kamu enggak pernah kayak gitu. Aku inget alasannya itu kamu mau ketemu Zidan, hahaha, dasar.
Haikal tersenyum pelan kala mengingat memori tentangnya dulu.
Haikal, dulu aku pikir, jatuh cinta sama seseorang itu cuma buang-buang waktu. Tapi, semenjak aku kenal kamu, aku jadi tau, kalau ternyata jatuh cinta gak seburuk itu
Lagi, Haikal tersenyum membaca setiap kalimat yang Ralitabtuliskam disana.
Kamu, laki-laki hebat yang akan selalu jadi hebat bagi aku. Haikal si keras kepala, Haikal si tukang berantem, Haikal si sok kuat, Haikal si cuek, dan Haikal si rapuh
Aku enggak pernah nyesel karena jatuhin dunia aku buat kamu, aku gak sama sekali gak nyesel, Haikal.
Aku seneng karena bisa jadi seseorang yang pernah jadi alasan kamu buat bertahan, aku seneng karena bisa jadi satu-satu perempuan setelah alm mama yang selalu kamu sayang.
Di antara banyaknya manusia, aku seneng karena bisa jatuh cinta sama kamu, Haikal
Haikal menyeka air mata yang perlahan keluar, rasanya terlalu menyesakkan.
Jangan pernah minta maaf buat apapun, ya? Dari awal aku milih buat jatuhin dunia aku buat kamu pun, aku udah siap sama konsekuensinya. Tentang bahagia dan juga luka.
Haikal, aku seneng karena pernah jadi penyembuh di saat kamu butuh obat, aku seneng karena selalu bisa ngasih pelukan buat kamu yang rapuh waktu itu. Dan aku, gak pernah terbebani akan hal itu.
Jangan lagi kamu minta maaf kayak kemarin, ya? Karena dari awal, rasa sakit itu bagian dari proses mencintai. Aku yang memilih buat jatuh, dan aku yang memilih buat bertahan.
Ah, aku ini jadi nginget masa lalu, haha.
Haikal terkekeh pelan.
Haikal, terima kasih, ya?
Terima kasih karena sudah lahir ke dunia. Terima kasih karena pernah milih buat jatuhin dunia kamu buat aku. Terima kasih karena sudah bertumbuh, walau banyak luka.
Untuk semua rasa sakitnya, aku minta maaf, ya?
Maaf karena waktu itu aku miliu buat pergi, maaf karena waktu itu aku malah milih sembunyi, maaf karena aku enggak pernah bener-bener nyoba buat mertahanin kamu dan maaf Haikal, karena dulu aku sempat jatuh cinta sama orang lain selain kamu. Maaf ya, karena aku enggak pernah benar-bener berusaha buat pulang ke kamu. Meskipun kenyatannya aku sadar, kalau ternyata cuma kamu yang selalu jadi alasan untuk aku bahagia.
Haikal tercekat kala membaca kalimat itu, dadanya sesak.
Sekarang, kita udah punya jalan masing-masing. Terima kasih ya Haikal karena sempat jadi semestaku.
oh iya, abis ini aku mau balik lagi ke Inggris hehe
Sekali lagi, terima kasih, ya? Terima kasih karena sudah mengajarkan aku gimana caranya mengikhlaskan.
Mulai sekarang, ayo saling bahagia, ayo saling lupain. Walau nyatanya emang sulit. Tapi ayo berdamai.
Aku dan bahagiaku dan kamu dan bahagimu. Aku harap, suatu saat nanti, kita dipertemukan dalam keadaan baik, ya?
Terakhir dari aku.
Selamat menempuh kehidupan baru Haikal dan selamat jalan kisah yang tak pernah sampai.
Bahagia selalu!
Haikal tersenyum pahit saat membaca kalimat terakhir dari surat itu. Lalu ia beranjak dari duduknya.
“Gue ikhlas, Ta”
“Makasih ...”
“Makasih karena selalu jadi perempuan paling baik. Tempat lo masih disini dan gak akan pernah hilang,” gumam Haikal sambil menatap langit lalu ia menghela napasnya sebelum akhirnya ia masuk ke dalam kamar.
Dan lagi, tidak pernah ada yang tahu bagaimana Tuhan mengatur skenario-Nya.
Manusia hanya bisa berencana tanpa tahu apa yang sebenarnya akan terjadi di masa depan.
Sama halnya dengan mencintai.
Haikal tidak pernah menyangka jika ia bisa menjatuhkan semestanya pada orang lain selain Ralita.
Sekeras apapun Haikal menolak, pada akhirnya ia juga memilih orang lain yang tanpa tahu sejak kapan ia mulai jatuh.
Terima kasih Haikal. Terima kasih Ralita.
Kalian berdua sama-sama manusia hebat.
Selamat, ya. Selamat karena sudah berhasil sampai di titik dimana satu-satunya level tertinggi mencintai adalah mengikhlaskan.
Tidak ada yang salah perihal jatuh cinta. Hanya saja, waktu dan takdir yang tidak sejalan dengan rencana.
Manusia yang berencana dan Tuhan yang menentukan. Sekeras apapun manusia berencana, jika Tuhan sudah merancanh skenario lain, manusia bisa apa selain merelakan?
Terima kasih karena pernah jadi dua insan yang sama-sama saling memberi hangat.
Terima kasih karena pernah jadi bagian dari kisah cinta paling indah untuk diri masing-masing.
Dan terima kasih karena sudah berhasil merelakan satu sama lain.
Kalian hebat dan akan selalu jadi hebat.
Selamat menjalani kebahagiaan baru.
Selamat merelakan.
Dan selamat jalan kisah yang tak akan pernah sampai.
Sampai jumpa dikesempatan paling baik menurut takdir semesta, ya?
fin