๐—˜๐—บ๐—ฝ๐—ฎ๐˜ ๐—ฃ๐˜‚๐—น๐˜‚๐—ต ๐—ฆ๐—ฎ๐˜๐˜‚; ๐—ฆ๐—ฒ๐—ป๐—ท๐—ฎ ๐——๐—ถ๐˜€๐—ถ๐—ป๐—ถ

Tanpa sadar, Senjani ikut menangis kala melihat Azri di dalam sana yang sedang terisak menangisi keadaan Bumi, lelaki kesayangannya yang terbaring di ruangan itu.

โ€œJa, ayo masukโ€ ucap Janu yang berada di samping Senjani.

Senjani mengangguk, lalu melangkahkan kakinya kedalam ruangan itu.

Azri yang memang sedang berada disana menoleh saat mendengar suara pintu terbuka. Tubuhnya memaku, melihat siapa yang datang.

โ€œSenja?โ€ Ucap Azri.

Senjani hanya mengangguk pelan, lalu ia duduk di samping ranjang yang Bumi tempati.

โ€œJa, gue sama Azri keluar, ya?โ€ Ucap Janu yang hanya di balas anggukan oleh Senjani.

Setelah mereka berdua keluar, kini hanya ada Senjani dan Bumi disana.

Senjani meringis saat melihat keadaan lelaki kesayangannya seperti ini. Ia terisak pelan.

Perempuan itu lalu mengulurkan tangannya untuk mengusap pelan kepala Bumi yang kini.

Senjani tersenyum pilu, saat mengetahui bahwa rambut tebal milik Bumi kini sudah menghilang.

Lagi-lagi ia menangis.

โ€œBumi, kenapa gak pernah bilang hmm?โ€ Ucap Senjani sambi terus mengusap Bumi.

โ€œKatanya kamu baik-baik aja, kenapa bohongin Senja?โ€

โ€œBumi maaf, harusnya waktu itu aku gak pergi. Kamu pasti menderita sendirian, ya?โ€ Senjani terisak.

Sakit sekali melihat keadaan Bumi saat ini. Anak lelaki yang biasanya selalu berisik, anak lelaki yang biasanya begitu bersemangat saat bertemu perempuannya. Kini ia hanya terbaring dengan berbagai alat menempel di tubuhnya.

Senjani menghela napasnya, berusaha meredakan tangisannya. โ€œBumi, Senjani gak bakal nangis lagi, Senja harus kuat, kan? Demi Bumi iya,kan? Maaf, maaf karena aku ninggalin kamu, maafโ€

โ€œBumi, ayo bangun, Senjani sekarang disini, kesayangan kamu disini, Senja gak bakal pergi lagi. Jadi, ayo bangun Bumi, jangan ninggalin Senja sendirian, ya? Senjani sayang banget sama Bumi, jadi ayo bangun Bumi...โ€